TARAKAN– Warga RT 6 Binalatung, Kelurahan Pantai Amal, Tarakan Timur, lagi-lagi bikin geger. Kali ini, mereka memilih cara unik buat protes: nanam pohon kelapa di tengah jalan! Kenapa? Karena jalanan yang rusak parah dan becek banget pas hujan turun, bikin pengguna jalan makin was-was. Bahkan, kabarnya ada dugaan dana anggaran buat perbaikan jalan yang ‘melayang entah ke mana’.
Salah satu warga yang minta identitasnya disamarkan, sebut aja Agust, buka suara soal ini. Menurutnya, Februari 2025 lalu, Pj Walikota Tarakan sempat datang ke Pantai Amal dan mempertanyakan kenapa jembatan belum juga diperbaiki, padahal dana udah cair sejak November 2024. “Dananya kan udah masuk ke rekening bendahara cadangan, Aslina, tapi kok nggak ada transparansi?” ujar Agust.
Usut punya usut, dana Rp 140 juta masuk buat perbaikan jembatan dan jalan. Tapi anehnya, bendahara utama nggak difungsikan, dan Aslina sendiri baru ‘ngaku’ soal dana itu setelah Pj Walikota turun tangan.
Warga: Kok Bisa Dana Segede Itu Nggak Ketahuan?
Warga yang udah gerah akhirnya nekat nanam pohon kelapa di jalan sebagai bentuk protes. “Biar pejabat lihat langsung, kalo jalan rusak itu nggak cuma nyusahin, tapi juga bahaya buat kita,” kata salah satu warga.
Sementara itu, Ketua Asosiasi ARPL, Hamzah, ngejelasin kalau jembatan sebenarnya udah diperbaiki sejak Juli 2024. Cuma, dana penggantinya baru cair Desember 2024. “Kami udah transparan kok, udah ada rapat sama anggota dan masyarakat,” tegasnya.
Namun, Nur Azlina, si bendahara ARPL, punya cerita lain. Ia bilang awalnya mereka pakai dana swadaya buat perbaikan jembatan. Tapi pas Pj Walikota ngecek kondisi jembatan kedua yang ‘sekarat’, mereka disuruh pakai dana asosiasi dulu, nanti diganti. Nah, pas penggantian dana itu, ada ribet-ribet administratif yang bikin dana baru bisa cair akhir Desember 2024.
Jalan Longsor vs Jembatan Rusak: Siapa yang Tanggung Jawab?
Masalah makin runyam pas warga protes soal jalan yang becek dan berlumpur. “Kami udah beliin pasir buat timbunan, itu pun pakai uang kas asosiasi,” kata Nur Azlina.
Terkait transparansi dana, pihak asosiasi bilang semua udah jelas dan disepakati dalam rapat dengan kelurahan dan DPU Kota Tarakan. “Dana ini nggak bisa dipake dulu sebelum diperiksa BPK,” tambahnya.