Tarakan

Aliansi Anti-Mafia Tanah Tarakan Ngamuk! BPN & DPRD Dinilai Lemot Urus Sengketa Lahan Santung

TARAKAN – Warga Tarakan mulai gerah! Aliansi Masyarakat Anti-Mafia Tanah meledak kecewa karena kasus sengketa lahan yang dialami Santung belum juga kelar padahal udah 81 hari berlalu sejak diajukan RDP (Rapat Dengar Pendapat) ke DPRD dan BPN.

“Bayangin aja, dari Januari kita ajukan RDP, tapi sampai sekarang belum ada jadwal pasti. BPN sempat janjiin pengukuran selesai 2 minggu, eh lewat gitu aja tanpa kabar,” kata Abdulah, perwakilan aliansi, Minggu malam (13/4/2025).

Abdulah bilang, dokumen udah komplit dan BPN juga udah serahin ke DPRD. Tapi DPRD malah ngeles karena katanya agenda mereka padat banget.

“Padahal DPRD bisa kok maksa buat jadwalin RDP. Tapi kenapa diem aja? Kami mulai curiga nih,” lanjutnya dengan nada geram.

Aliansi juga mencurigai ada yang gak beres dalam proses terbitnya sertifikat lahan itu. Katanya sih, BPN sendiri udah ngaku ada kesalahan prosedur dan sempat mau mediasi. Tapi ya gitu… realisasinya nol besar.

“Kita bukannya mau nuduh macem-macem, tapi 81 hari itu lama, bro. Kalau gak ada gerakan nyata, kita bakal ambil langkah lain,” tegas Abdulah.

Dan ternyata, kasus Santung ini bukan satu-satunya. Menurut data aliansi, ada minimal delapan kasus serupa yang belum ditangani karena semua fokus ke kasus ini dulu.

“Banyak warga di Tarakan jadi korban mafia tanah. Ada yang cuma beli lahan kecil, tapi tiba-tiba diklaim lahan besar sama orang lain. Kasus kayak gini sering banget terjadi di daerah Kerikil dan Laut Tanah,” jelas Abdulah.

Aliansi udah kasih deadline sampai Senin (14/4/2025). Kalau masih juga gak ada respons dari DPRD atau BPN, mereka bakal turun langsung ke gedung dewan bareng lebih banyak warga.

“Kita udah siapkan Plan B, mulai dari ngadu ke Wali Kota, sampe galang aksi bareng warga lain yang nasibnya sama,” ujarnya.

Abdulah juga bilang, mereka sebenarnya pengen penyelesaian damai. Tapi kalau terus diabaikan, siap-siap aja gerakan ini makin gede!

“BPN itu kerja harus sesuai aturan, DPRD juga harus tegas sebagai wakil rakyat. Jangan mentang-mentang kita rakyat kecil, hak kita seenaknya diabaikan,” tandasnya.

Sementara itu, upaya buat dapetin klarifikasi dari pihak BPN masih nihil. Kasi Sengketa BPN Tarakan, Adrianus Liubana, belum bisa dimintai komentar. BPN sebelumnya bilang mereka masih nunggu hasil overlay dan lagi lacak proses terbitnya sertifikat yang jadi sengketa.

Shares:

Related Posts

Tinggalkan Balasan