BULUNGAN – Dampak kebijakan penghematan anggaran yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto mulai terasa, terutama di Kalimantan Utara! Beberapa trayek bus Damri di wilayah ini, termasuk Bulungan, harus dihentikan karena kebijakan tersebut.
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 yang dikeluarkan Prabowo memangkas belanja kementerian/lembaga (K/L) dan dana transfer ke daerah hingga Rp306,69 triliun. Prabowo bilang, duit hasil penghematan ini bakal dipakai buat hal yang lebih berguna, seperti ngasih makan anak-anak dan benerin sekolah-sekolah yang sudah nggak layak. Tapi ya, nggak semua orang happy sama keputusan ini. Katanya sih, ada oknum di birokrasi yang “ngeyel” sama kebijakan ini.
“Saya mau hemat uang. Uang itu buat rakyat!” tegas Prabowo pas pidato di Kongres ke-18 Muslimat NU di Surabaya, Senin (10/2). Beliau juga nyentil soal anggaran jalan-jalan ke luar negeri yang sering dibungkus dengan alasan tugas dinas. “Kalau mau liburan, pakai duit sendiri!” ketusnya.
Nah, efek dari kebijakan ini mulai kerasa, terutama di sektor transportasi. Bus Damri di Kalimantan Utara kena getahnya, beberapa trayek perintis dipaksa berhenti. Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltara bilang, rute kayak Tanjung Selor ke Long Tungu dan Malinau ke Seputuk harus distop. Padahal, jalur ini penting banget buat warga sekitar.
“Bus Damri ke Long Tungu stop, selain jalannya rusak, ada kebijakan efisiensi juga,” ujar Plt Kepala Dishub Kaltara, Andi Nasuha, Rabu (12/2).
Tapi tenang, ada sedikit kabar baik nih! Trayek Tanjung Selor ke Tanah Kuning yang tadinya kena pangkas akhirnya masih bisa jalan, walaupun dari biasanya dua kali sehari jadi cuma sekali aja. Sementara itu, trayek komersial kayak Tanjung Selor ke Kabupaten Tana Tidung dan Malinau Salang masih aman, tetap bisa beroperasi.
Pemerintah sih berharap duit negara bisa lebih tepat sasaran dengan kebijakan ini. Tapi nih, pertanyaannya: Apakah penghematan ini sepadan sama dampaknya ke masyarakat? Menurut kalian gimana? Drop pendapat kalian di kolom komentar, yuk!