Kota Tarakan menghadapi tantangan serius dengan meningkatnya kasus kebakaran, terutama yang disebabkan oleh konsleting listrik.
Data dari Pemadam Kebakaran (PMK) Kota Tarakan menunjukkan bahwa pada tahun 2024, terjadi 60 kasus kebakaran, dengan 80% di antaranya disebabkan oleh konsleting listrik dan 20% oleh kesalahan manusia (human error).
Tren ini berlanjut di awal tahun 2025, dengan 5 kejadian kebakaran tercatat hanya dalam bulan Januari dan Februari.
Kasi Pemadam Kebakaran Dinas Satpol PP dan PMK Tarakan, Irwan, mengungkapkan kekhawatiran atas tingginya angka kebakaran akibat konsleting listrik.
Ia menghimbau masyarakat untuk secara rutin mengganti instalasi listrik yang telah berusia 5-10 tahun.
Selain itu, penggunaan peralatan elektronik yang berlebihan pada satu stopkontak juga menjadi pemicu konsleting.
“Kami sering menghimbau, jika masyarakat meninggalkan rumah wajib mematikan atau mencabut colokan di stop kontak,” tegas Irwan.
Terkait sambungan listrik liar, PMK tidak dapat memberikan komentar, karena hal tersebut berada di luar ranah mereka dan merupakan tanggung jawab Aparat Penegak Hukum dan PLN.
Daerah Rawan Kebakaran dan Tantangan Pemadaman
Menurut PMK, semua pemukiman di Tarakan memiliki potensi rawan kebakaran. Namun, pemukiman padat penduduk dengan rumah berbahan kayu, seperti Karang Anyar Pantai, Selumit Pantai, Beringin, Sebengkok, Lingkas Ujung, Pantai Amal, dan Juata Laut, memiliki tingkat kerawanan tertinggi.
Medan pemadaman di daerah pesisir juga menjadi tantangan tersendiri bagi petugas PMK.
Akses jalan yang sempit, instalasi listrik yang semrawut, dan pemukiman yang tidak teratur menyulitkan mobil pemadam untuk mencapai titik api.
“Mobil pemadam sulit menerobos titik api karena akses jalan sempit, mau tidak mau kami harus menyambung selang,” ungkap seorang petugas PMK.
Edukasi dan Himbauan Kepada Masyarakat
PMK secara rutin memberikan edukasi keselamatan kebakaran kepada warga Tarakan, khususnya yang bermukim di pesisir.
PMK Tarakan menghimbau warga untuk selalu memeriksa kompor dan peralatan elektronik sebelum meninggalkan rumah, terutama di musim kemarau.
“Saat ada kejadian kebakaran, segera laporkan kami.
Dan kami mohon kepada masyarakat, saat kami tengah memadamkan api berilah kami ruang gerak bebas dengan tidak mengganggu tugas kami,” kata Irwan.
Strategi PMK dan Keterbatasan Sumber Daya
PMK berharap masyarakat tidak membangun portal yang menghalangi akses jalan mobil pemadam.
Akses yang mudah sangat penting untuk penanganan kebakaran di pemukiman padat penduduk.
Edukasi masyarakat tentang penggunaan listrik dan tabung gas yang aman juga menjadi fokus PMK.
Kebersihan tabung gas penting untuk mencegah kebocoran akibat gigitan hewan pengerat.
Meskipun PMK telah menambah dua armada, mereka masih menghadapi keterbatasan sumber daya, termasuk personel dan peralatan.
Mereka bekerja dengan sumber daya yang ada dan terus berupaya meningkatkan standar pelayanan.
Petugas operasional PMK telah memiliki sertifikasi, dan mereka secara rutin mengikuti pelatihan untuk meningkatkan keterampilan.
Permintaan PMK kepada Masyarakat
PMK meminta masyarakat untuk tidak ragu dengan kemampuan mereka. Namun, mereka juga meminta pengertian masyarakat untuk tidak menghalangi tugas mereka saat pemadaman.
Ia menilai, PMK telah membagi tugas kepada setiap personel, sehingga mereka dapat bekerja secara efektif dan efisien.
“Persoalannya di jalan masyarakat masih menutup jalan, tidak beri akses, saat pemadam datang tentu sudah di rebut selang,” jelas Irwan