Musik

Ditria Rilis “Playing Victim” Buat Kalian yang Suka Drama di Circle

DITRIA, trio pop punk asal Jakarta, resmi ngegas di skena musik Indonesia dengan konsep yang beda abis: tiga personel tanpa vokalis tetap!

Dendy (drum), AdenRamma (gitar), dan Djo (bass) ngeracik musik mereka sejak Desember 2024 dengan semangat “pertemuan tiga semesta”. Meski nggak punya frontman, mereka bikin instrumen seakan “ngomong” sendiri. Dari gebukan drum, petikan bas, sampai distorsi gitar, semua jadi media buat nyampein keresahan anak muda zaman now.

Band ini nggak mau diem aja ngeliat realita sosial yang makin absurd. Dengan instrumen yang garang tapi tetap punya feel, DITRIA angkat berbagai kelakuan manusia dari yang receh sampai yang ngeselin.

“Kami tuh kayak kaca pembesar yang nunjukin hal-hal absurd di pertemanan, percintaan, sampai isu sosial,” kata AdenRamma. Dia juga ngejelasin kalau format trio ini justru bikin eksplorasi musik lebih bebas: “Tanpa vokalis tetap, kami bisa bikin dialog musikal di mana semua instrumen punya peran yang sama kuat.”

Di single perdana mereka, “Playing Victim”, DITRIA ngajak Stefano Samosir buat isi vokal. Lagu ini basically sindiran keras buat mereka yang doyan playing victim alias merasa jadi korban terus padahal suka bikin drama sendiri.

“Ini buat mereka yang selalu playing victim padahal mereka sendiri yang bikin masalah,” ujar Djo sambil ngakak. Bassis ini juga cerita kalau kolaborasi sama Stefano tuh kayak “nambah bensin ke api” karena energi vokalnya yang gila banget, nyatu sama aransemen musik mereka yang udah meledak-ledak.

Stefano sendiri ngerasa rekaman lagu ini kayak pengalaman pelepasan emosi. “Liriknya nyakitin, tapi relatable. Proses rekamannya tuh kayak main bola bareng, oper-operan terus sampai dapet feel yang pas.” Dendy juga nambahin kalau ritme lagu ini sengaja dibuat nggak stabil. “Sengaja dibikin kayak ‘tersandung-sandung’, biar makin kena tuh kepalsuan si playing victim.”

Bukan cuma bikin kuping panas, single ini juga ngajak pendengar buat ikut andil. Pas bagian breakdown, ada momen di mana penonton diajak buat teriak bareng “Stop the drama!” sebagai bentuk perlawanan terhadap toxic people. “Musik tuh harus bisa jadi refleksi zaman. Kami nggak cuma pengen bikin orang headbanging, tapi juga mikir,” kata AdenRamma.

Baru satu lagu rilis, tapi DITRIA udah punya rencana besar. Djo bilang album mereka nantinya bakal kayak “buku harian urban” yang nyeritain segala macam keabsurdan hidup di kota.

Stefano juga ngerasa kerja bareng DITRIA tuh kayak main game co-op, “Nggak ada yang lebih tinggi, semua ide dihargai.”

Dendy nutup obrolan dengan filosofi mereka: “Kami mungkin nggak punya vokalis, tapi setiap nada yang kami mainkan itu protes. Bahkan jeda di antara ketukan drum itu udah kami desain buat nyampein pesan.”

“Playing Victim” udah bisa didengerin di semua platform digital. DITRIA punya pesan buat lo: “Putar sekenceng mungkin, resapi tiap nadanya, dan coba tanya ke diri sendiri, jangan-jangan lo juga pernah jadi tokoh antagonis di lagu ini.”

Shares:

Related Posts

Tinggalkan Balasan