TARAKAN – Gaokao, ujian masuk perguruan tinggi di Tiongkok, dikenal sebagai salah satu ujian tersulit di dunia. Diadakan setiap bulan Juni, ujian ini menjadi penentu masa depan jutaan siswa yang berharap masuk ke perguruan tinggi prestisius.
Tingkat persaingan Gaokao sangat ketat. Hanya sedikit siswa yang mampu mencapai skor tinggi untuk masuk ke universitas pilihan. Ujian ini berlangsung selama beberapa hari, dan siswa harus mempertahankan konsentrasi tinggi karena hasilnya sangat memengaruhi masa depan mereka. Tak heran, banyak peserta mengalami tekanan besar.
Pengawasan Gaokao juga sangat ketat. Siswa dilarang membawa telepon seluler, buku catatan, atau alat tulis tambahan. Mereka tidak boleh meninggalkan ruang ujian kecuali dalam keadaan darurat yang diawasi ketat. Identitas siswa diperiksa secara cermat, dan teknologi seperti CCTV serta pengenalan wajah digunakan untuk memastikan keamanan ujian.
Untuk memudahkan anak-anak mereka, banyak orang tua memesan kamar hotel dekat lokasi ujian. Di Beijing, beberapa hotel menawarkan paket khusus Gaokao dengan harga hingga 2.000 yuan (sekitar Rp 4,3 juta) per malam. “Banyak kamar sudah dipesan penuh,” kata staf Hanting Express Hotel di Beijing.
Namun, tekanan tinggi Gaokao juga memicu praktik curang. Beberapa orang tua dilaporkan membayar joki ujian hingga jutaan yuan untuk mengambil Gaokao atas nama anak mereka. Meski demikian, banyak siswa yang pantang menyerah. Liang Shi (56 tahun), misalnya, telah mengikuti Gaokao sebanyak 27 kali meski belum berhasil mencapai skor yang diinginkan.
Data pemerintah Tiongkok menunjukkan, pada 2021, hanya 41,6% peserta Gaokao yang berhasil diterima di universitas.
Gaokao bukan sekadar ujian, tapi juga simbol perjuangan dan harapan bagi masa depan.
