Tarakan

Ikan Pepija Tarakan: Oleh-oleh Hits yang Sekarang Mulai Langka!

TARAKAN –  Buat Kalian yang pernah main ke Tarakan, pasti nggak asing sama yang namanya ikan pepija. Ikan tipis yang gurihnya nempel di lidah ini biasanya jadi oleh-oleh andalan banget. Tapi sayangnya, stoknya sekarang udah makin langka, guys!

Ikan pepija cuma bisa ditemuin di perairan Tarakan dan punya rasa yang khas banget. Bisa dimakan gitu aja, digoreng, atau dijadiin camilan pokoknya serbaguna deh. Tapi di balik nikmatnya, proses pengolahannya tuh panjang dan penuh perjuangan.

Kita sempat mampir ke salah satu pondok pengolahan ikan pepija di Juata Laut, Tarakan Utara. Di sana, para pekerja lagi sibuk ngolah ikan mulai dari buang kepala, belah badan, bersihin, sampai jemur. Salah satu pekerja senior, Mbak Elisiani (33), udah lima tahun lebih ngelakonin ini semua.

“Kalau cuaca oke, langsung dijemur. Tapi kalau mendung atau hujan, kita masukin dulu ke box es, biar tetap awet,” kata Mbak El sambil senyum.

Yang bikin ribet tuh cuaca. Kalau tiba-tiba hujan, mereka harus gercep (gerak cepat) mindahin ikan yang udah dijemur. Bolak-balik angkatin ikan tuh capeknya bukan main, bro!

Soal upah? Mbak El dibayar Rp 5.000 per ember ikan yang dia olah. Dulu, katanya cuma Rp 3.000. Tapi tetep, semua tergantung hasil laut hari itu.

“Dulu bisa 30-50 keranjang per hari, sekarang sebulan paling dua kali aja ada,” ujarnya. Waduh, drastis banget turunnya!

Uniknya, Mbak El dan temen-temennya bahkan nggak sadar kalau ikan pepija ini ikonik banget di Tarakan. Buat mereka, ini cuma bagian dari rutinitas cari nafkah.

Soal isu lingkungan, Mbak El bilang sih bukan itu penyebab utama. Katanya, ikan pepija punya musim sendiri. Kadang banjir ikan, kadang bener-bener nihil.

Dan saat ditanya harapan ke depannya? Mbak El cuma senyum simpul, lalu jawab santai, “Yang penting kerja aja. Biar dapur tetap ngebul.”

Shares:

Related Posts

Tinggalkan Balasan