TARAKAN – Presiden Prabowo Subianto udah kasih instruksi tegas buat percepatan pengangkatan CPNS dan PPPK, nih! Targetnya, CPNS kelar paling lambat Juni 2025, sedangkan PPPK Oktober 2025. Kabar ini jelas bikin ribuan calon ASN girang. Tapi, eh, kok di lapangan masih banyak drama?
Warga Tarakan, khususnya calon ASN, malah mulai skeptis. Katanya sih, birokrasi daerah yang lelet jadi batu sandungan terbesar.
Koordinator Aliansi Ikatan Tenaga Kontrak Kota Tarakan (AITKT), Fadlan, menyambut baik arahan dari pusat. Tapi doi juga kasih catatan penting. Tanpa surat edaran resmi dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang sampai ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Tarakan, semua ini cuma angin lalu.
“Kami seneng sih dengar kabar ini. Tapi kalau cuma buat nyenengin kita doang tanpa kejelasan administrasi, ya mending nunggu beneran ada surat resminya dulu,” ujar Fadlan ke media, Selasa (18/3/2025).
Nah, masalahnya, proses administrasi ini bisa bikin ngaret. Surat edaran dari Mensesneg harus lewatin Kementerian PANRB, terus ke BKN, baru deh nyampe ke Badan Pengelola Keuangan dan SDM (BPKSDM) di daerah. Panjang banget, kan? Proses kayak gini bikin calon ASN jadi waswas.
“Teman-teman masih belum bisa happy 100%, karena realisasinya masih gelap. Kami harap birokrasi jangan jadi penghambat,” tambah Fadlan.
Yang bikin tambah mumet, Tarakan tuh sebenernya udah siap buat angkat PPPK per 1 Juli 2025. Anggaran ada, kebutuhan juga udah dihitung. Tapi kok masih harus nunggu sampai Oktober? Kata Fadlan, kalau daerah udah ready, kenapa nggak langsung eksekusi aja?
“Kalau kita udah siap, harusnya bisa langsung jalan dong. Kok malah nunggu batas waktu nasional? Kan aneh,” katanya.
AITKT nggak mau diam aja. Mereka udah turun ke DPRD Kota Tarakan buat Rapat Dengar Pendapat (RDP). Tuntutannya? Cabut surat edaran 7 Maret 2025 yang bikin jadwal pengangkatan ASN mundur lagi. Mereka juga minta Kementerian PANRB lebih fleksibel biar daerah yang siap bisa langsung gerak.
Fadlan juga singgung soal Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2024 Pasal 66 yang katanya pengangkatan ASN harusnya selesai Desember 2024. Nyatanya? Mundur lagi!
“Kami cuma mau pemerintah pusat konsisten. Jangan jadwal diubah-ubah terus, yang dirugikan kan kita di daerah,” tutupnya.