Tarakan

Jalan Rusak Bikin Warga Geram, Ketua RT Tarakan Angkat Bicara: “Tidak Terima Uang Sepeser pun!”

TARAKAN – Ketua RT 12, Kelurahan Karang Harapan, Kecamatan Tarakan Barat, Budi Subuh Hadi akhirnya buka suara soal kondisi jalan rusak yang dikeluhkan warga. Jalan tersebut sebelumnya pernah diagregat sekitar 6–7 tahun lalu, tapi sampai sekarang belum juga diaspal. Parahnya lagi, pipa di jalan mulai kelihatan akibat terkikis air hujan dan lalu lintas kendaraan berat.

“Pipa memang muncul karena terkikis air hujan dan kendaraan yang jalannya lambat saat naik tanjakan,” jelas Budi, Senin (8/4/2025).

Video Bongkar Muat Kayu Cuma Video Lama

Terkait video yang beredar soal bongkar muat kayu di dermaga sekitar, Budi bilang itu rekaman lama sebelum Ramadan 2025.

“Itu video lama, sekitar 4–5 bulan yang lalu. Sekarang aktivitas itu sudah tidak ada lagi,” ujarnya.

Kegiatan tersebut, menurutnya, jadwalnya juga tidak tentu. Kadang pagi, kadang malam.

Bantah Keras Tuduhan Terima Uang

Soal tudingan menerima uang dari oknum tertentu agar tutup mata, Budi membantah keras.

“Itu cuma omongan orang yang tidak tahu cerita sebenarnya. Kalau bisa buktikan saya terima uang, silakan. Tapi saya tidak pernah terima sepeser pun,” tegasnya.

Budi juga menyampaikan bahwa dermaga tersebut bukan milik pribadi, melainkan bekas lahan perusahaan. Jalannya pun jalan umum, jadi ia tidak merasa berhak melarang siapa pun lewat.

“Banyak warga yang ekonominya susah. Aktivitas bongkar muat waktu itu malah membantu mereka.”

Sudah Rapat Warga, Semua Setuju

Sebelum aktivitas dimulai, Budi mengaku sudah adakan musyawarah dengan warga.

“Saya ajak rapat semua warga. Tidak ada yang keberatan. Saya jelaskan, ada 10 kepala keluarga yang bekerja di situ,” katanya.

Dalam rapat, disepakati dua hal penting: kegiatan bongkar muat wajib melibatkan warga sekitar, dan jika jalan rusak, pihak pengelola harus bertanggung jawab memperbaikinya.

“Soal gaji mereka, saya tidak tahu. Itu urusan masing-masing,” tambahnya.

Isu Illegal Logging dan Barang Ilegal

Terkait dugaan illegal logging, Budi menyebut itu bukan ranahnya.

“Soal kayu legal atau tidak, itu urusan aparat. Yang saya tahu, kegiatan bongkar muat memang pernah ada.”

Terkait dugaan pintu masuk barang ilegal seperti ballpress, Budi bilang dulu memang pernah ada aktivitas seperti itu, tapi tidak tahu detailnya dan bukan wilayah tanggung jawabnya.

Uang untuk Perbaikan Jalan

Budi mengakui menerima dana dua kali sebulan sebesar Rp 5 juta. Namun ia menegaskan, dana itu murni digunakan untuk memperbaiki jalan di wilayahnya.

“Saya gunakan untuk perbaikan jalan, terutama di turunan dekat pipa yang timbul.”

Harapan: Jalan Jangan Dibiarkan Begitu Saja

Budi berharap pemerintah tidak tutup mata terhadap jalan rusak yang sudah bertahun-tahun tidak diperbaiki.

“Sudah 6–7 tahun jalan ini hanya diagregat, belum juga diaspal. Semoga segera ada solusi.”

Shares:

Related Posts

Tinggalkan Balasan