NUNUKAN – Waduh! Krayan Selatan, Kalimantan Utara, lagi-lagi harus sabar. Status tanggap darurat di daerah ini resmi diperpanjang sampai 5 Juli 2025. Penyebabnya? Jalan rusak parah, listrik mati total, sinyal hilang entah ke mana. Fix, ini bukan sekadar drama—ini bencana beneran.
Kepala BPBD Nunukan, Arif Budiman, bilang kalau kerusakan jalan dan jembatan gara-gara longsor belum kelar dikerjain. Jadi, biar semua bisa ditangani dengan lebih maksimal, status daruratnya ditambah sebulan lagi. FYI, jalan rusak ini bikin truk pengangkut BBM nggak bisa masuk, jadi PLN pun tumbang. Nggak ada bensin, nggak ada listrik. 😩
“Kami berharap pemerintah provinsi bisa gercep biar warga bisa hidup normal lagi,” kata Arif, Sabtu (7/6).
Satu-satunya jalan masuk ke Krayan Selatan cuma lewat udara, alias naik pesawat via Bandara Long Layu. Tapi kemarin landasannya juga sempat rusak, sampai dana buat jembatan dialihin demi benerin landasan darurat. Untungnya sekarang udah bisa dipakai lagi, dan pesawat MAF udah mendarat.
Tapi masalah belum kelar…
Camat Krayan Selatan, Oktavianus Ramli, curhat pedih. Katanya sejak 4 Juni 2025, daerahnya gelap gulita. Gak ada listrik, gak ada sinyal. Kayak balik ke zaman purba, gengs.
“Udah tiga malam kami gelap-gelapan. Jalan hancur, sinyal ngilang, laporan gak bisa dikirim. Harapan pun pelan-pelan redup kayak lilin,” katanya dengan nada nelangsa.
Yang bisa internetan cuma warga yang punya Starlink dan aki buat nyalain modem. Sisanya? Ya gitu deh, no signal no party. 😵💫
Total ada 13 desa yang sekarang bener-bener keisolasi: 8 desa di klaster Long Layu, 5 lagi di Pa Upan. Bahkan mobil pengangkut BBM udah nyangkut sejak Jumat (7/6) dan belum bisa tembus ke Long Layu. Kebayang dong betapa horornya?
Urusan kesehatan juga kena imbas. Evakuasi pasien harus pakai pesawat, tapi karena akses masih terbatas, ya… nasib pasien makin rawan.
Pak Camat pun udah ngirim surat berkali-kali ke provinsi, tapi katanya belum ada aksi nyata. “Semua tergantung PUPR Kaltara. Kami cuma bisa nunggu dan berharap,” katanya pasrah.