TARAKAN – PT Samator LNG menggelar forum silaturahmi bersama para nelayan yang beraktivitas di sekitar Sungai Sesayap, Kota Tarakan, Selasa pagi ini. Acara tersebut merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam menjaga hubungan baik dengan masyarakat pesisir, khususnya para nelayan lokal yang terdampak secara tidak langsung oleh proyek pemasangan pipa gas alam bawah laut di wilayah tersebut.
Forum ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Utara, Dinas Perikanan Kabupaten Tana Tidung, Dinas Perikanan Kota Tarakan, serta berbagai kelompok nelayan dari kawasan Sungai Sesayap.
RM Sindhu Manasika, perwakilan dari PT Samator LNG, menyampaikan bahwa semua proses perizinan telah dipenuhi secara legal. “Perizinan kami lengkap, diterbitkan oleh Tim Nasional Pipa Kabel dari pusat yang terdiri dari 10 kementerian. Tidak ada cacat hukum, dan sejak awal, proyek ini sudah dipetakan dampaknya secara menyeluruh. Kami tidak tutup mata terhadap kehadiran masyarakat di sekitar sungai, dan hari ini, kami hadir untuk bersilaturahmi dan menyampaikan rasa terima kasih,” ujarnya.
Sebagai bentuk penghargaan atas kerja sama yang telah terjalin, PT Samator LNG juga memberikan tali asih kepada para nelayan. Langkah ini diharapkan menjadi jembatan menuju kolaborasi yang lebih baik di masa depan.
Tanggapan Dinas: Sinkronisasi Itu Kunci
Hasan Basri, Plt. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Utara, menyambut positif inisiatif ini. Ia menegaskan pentingnya peran pemerintah sebagai fasilitator antara dunia usaha dan masyarakat pesisir.
“Kami mencoba memfasilitasi keinginan dan komitmen perusahaan yang sudah mulai bekerja sama di lokasi aktivitas nelayan lokal. Maka dari itu, kami bantu dengan mengkonfirmasi data, jumlah nelayan, dan kelompok-kelompok yang ada,” jelas Hasan Basri.
Menurutnya, ke depan, perusahaan manapun yang akan beraktivitas di wilayah perairan seperti ini sebaiknya melakukan koordinasi terlebih dahulu, terutama dengan dinas teknis dan tokoh-tokoh lokal seperti ketua kerukunan nelayan. “Mereka yang paling paham wilayah tersebut. Jadi koordinasi dan konfirmasi itu penting agar tidak ada gesekan,” ujarnya.
Hasan juga berpesan kepada para nelayan agar aktif menyampaikan informasi bila ada aktivitas yang melintasi wilayah tangkap mereka. “Kalau memang ada aktivitas yang kira-kira mengganggu, atau bahkan hanya sekadar lewat area tangkap mereka, cobalah dikonfirmasi ke aparat atau pihak berwenang. Pastikan apakah kegiatan itu sudah berizin dan sudah melakukan sosialisasi,” tambahnya.
Ia menilai forum hari ini sebagai bentuk apresiasi dari dunia usaha kepada para nelayan. “Ini adalah bentuk nyata rasa terima kasih. Tadinya usulan dari pihak perusahaan adalah memberikan tali asih. Saya sampaikan bahwa secara aturan istilah itu sudah tidak digunakan. Kalau mau bantuan langsung tunai pun sifatnya terbatas. Tapi pada akhirnya, niat baiknya yang kami apresiasi,” ujarnya.
KNTI: “Langkah Positif yang Harus Diperluas”
Rustan, Ketua KNTI (Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia) Kalimantan Utara, menyambut baik langkah yang diambil PT Samator LNG.
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif perusahaan yang menunjukkan kepedulian terhadap nasib para nelayan, baik di Kota Tarakan maupun di Kabupaten Tana Tidung. Ini bukan hanya soal proyek, tapi soal bagaimana perusahaan hadir dan mendengar masyarakat,” ujarnya.
Menurut Rustan, proses pembangunan seharusnya tidak hanya fokus pada infrastruktur dan ekonomi, tapi juga pada aspek sosial yang lebih dalam. “Nelayan tradisional sering kali tidak terdengar suaranya. Hari ini, mereka diberi ruang, didengar, bahkan dihargai. Ini langkah positif yang perlu diperluas dan dicontoh oleh perusahaan-perusahaan lain,” tegasnya.
Menuju Kolaborasi Berkelanjutan
Acara ditutup dengan suasana hangat penuh rasa saling menghargai. Semua pihak berharap bahwa kegiatan seperti ini dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain yang akan beraktivitas di kawasan pesisir.
“Kami berharap sinergi ini terus berlanjut. Semoga kehadiran PT Samator LNG di Kota Tarakan dapat membawa dampak positif, tidak hanya bagi daerah, tapi juga bagi masyarakat dan perusahaan itu sendiri,” tutup Sindhu.