KaltaraTarakan

Revolusi Hijau! Petani Kampung Enam Lawan Pupuk Kimia dengan Kulit Udang

TARAKAN – Warga Kampung Enam, Tarakan Timur, emang keren abis! Mereka udah lama manfaatin pupuk kulit udang buat pertanian organik yang ramah lingkungan. Tradisi ini udah turun-temurun dari zaman kakek-nenek mereka yang sekarang udah berusia 80 tahunan. Mantap!

Ketua Kelompok Tani Kampung Enam, Ferri Simon, ngejelasin kalo penggunaan pupuk kulit udang ini udah dimulai sejak mereka menetap di sana sejak 1966. “Dari awal kita di sini, udah pake kulit udang buat pupuk,” ujarnya, Senin (17/3/2025).

Sebagian besar petani di Kampung Enam milih pupuk organik karena aman buat konsumsi dan bikin hasil panen makin oke. “Tergantung tanamannya sih, tapi mayoritas kita pakai kulit udang karena lahan di sini tetap, nggak pindah-pindah,” tambah Ferri.

Panenan mereka biasanya dijual di Pasar Gusher, Kota Tarakan. Tapi, cuaca sering banget jadi tantangan. “Kalau musim hujan, harga sayur naik karena gampang busuk. Tapi pas puasa, sayuran malah murah banget,” katanya. Bahkan, dia nyatain kalo sawi sempat sepi peminat.

Dulu, mereka pernah dapet bantuan pupuk NPK, tapi malah nggak cocok. “Tanahnya jadi keras. Awal-awal sih masih bagus, tapi pas pemakaian ketiga, tanamannya malah layu,” jelas Ferri. Akhirnya, mereka balik lagi ke pupuk kandang yang udah terbukti lebih cocok.

Kepala Bidang Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tarakan, Nur Rahmi Majid, mendukung penuh petani Kampung Enam buat terus manfaatin pupuk kulit udang. Menurutnya, pupuk ini bisa bikin tanah yang asam jadi lebih oke buat bercocok tanam. “Sayurannya juga lebih cepat panen, nggak perlu pupuk kimia,” ujarnya, Jumat (21/3/2025).

Dinas pertanian juga lagi nge-push mindset petani biar nggak ketergantungan sama pupuk kimia yang mahal. “Harga NPK non-subsidi bisa sampai Rp800.000 per karung, sedangkan yang subsidi cuma Rp100.000. Kalau petani bisa manfaatin pupuk organik, mereka bisa lebih hemat,” tambahnya.

Nggak cuma di Kampung Enam, petani cabai di Juata juga sukses besar pakai pupuk organik. Salah satu petani di sana bisa panen cabai sampai 30 kali dalam satu siklus. “Kemarin harga cabai tembus Rp100.000 per kilo. Dengan pupuk alami, untungnya gede banget!” ungkap Nur Rahmi.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tarakan juga udah ngasih bantuan pupuk kotoran hewan (KOHE) buat makin nge-boost pertanian organik. “Ini dipakai buat tanaman cabai di Juata, dan hasilnya lumayan banget,” tutupnya.

Shares:

Related Posts

Tinggalkan Balasan