NUNUKAN – Landasan Bandara S. Tipa Padan di Desa Binuang, Kecamatan Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, rusak parah dan membahayakan penerbangan. Yayasan Mission Aviation Fellowship (MAF) Indonesia pun angkat suara: mereka sudah terjebak dua kali di ujung landasan!
Dalam surat resmi bertanggal 23 Mei 2025, Director of Operations MAF Indonesia, Lance Kanagy, menyebut bagian utara runway sepanjang 100 meter tidak cukup keras, bikin aspal retak, amblas, dan bikin pesawat nyangkut.
“Pesawat kami dua kali kejebak di ujung utara. Muatan dan pesawat sampai harus didorong keluar,” tulis Lance.
Meski mengapresiasi warga yang menjaga bandara, MAF menegaskan perbaikan harus segera dilakukan. “Demi keselamatan penerbangan, kami sangat berharap runway ini cepat diperbaiki,” tambahnya.
Kepala Desa Ikut Angkat Suara: “Kami Sudah Usulkan, Tapi…”
Kepala Desa Binuang, Kalvin Daud Ipid, membenarkan adanya longsor di ujung landasan. Warga bahkan nekat melintas di atas runway pakai motor atau jalan kaki. Ngeri!
“Kami sudah usulkan perbaikan ke Dishub Nunukan beberapa minggu lalu,” ujar Kalvin, Jumat malam (30/5).
Dana pembersihan sudah dikasih, tapi Kalvin bilang desa nggak punya wewenang untuk perbaikan besar. Bandara ini statusnya di bawah Kementerian Perhubungan RI.
“Aspal di bagian utara udah ngelupas, bergelombang. Apron dan parit juga ditumbuhi rumput,” keluh Kalvin.
Surat juga sudah dilayangkan ke Dishub Provinsi, tapi belum ada tindak lanjut.
Akses Darat Putus, Bandara Jadi Jalan Hidup Warga
Kondisi makin kritis karena jalan darat ke Malinau, Long Bawan, dan Long Layu terputus akibat longsor. Bandara jadi satu-satunya harapan warga untuk pasokan sembako dan layanan medis.
“Kalau landasan nggak bisa dipakai, pesawat MAF nggak bisa masuk. Suplai bahan pokok berhenti, perekonomian lumpuh, warga sakit susah ditangani,” tegas Kalvin.