Tarakan

Tarakan Memanas! Massa Aksi Geruduk DPRD, Ancam Demo Jilid II

TARAKAN – Kota Tarakan pagi ini (21/3/2025) mendadak rame banget! Ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Supremasi Sipil turun ke jalan buat ngegas protes terhadap Undang-Undang (UU) Nomor 34 Tahun 2024 tentang TNI. Mereka nggak main-main, langsung geruduk gedung DPRD Kota Tarakan sambil bawa spanduk dan yel-yel khas demonstran.

Meski hujan rintik-rintik, semangat massa aksi nggak luntur. Bahkan, mereka sempet bakar ban di depan gedung sebagai simbol protes keras terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai nggak pro-rakyat. Untungnya, aksi tetap damai, nggak ada bentrokan dengan aparat yang berjaga ketat di lokasi.

Demo ini diikuti oleh gabungan 6 organisasi internal kampus dan 5 organisasi eksternal kampus. Mereka mendesak DPRD Kota Tarakan buat nyampein suara rakyat ke pemerintah pusat. Sayangnya, Ketua DPRD lagi nggak di tempat, jadi massa terpaksa masuk ke ruang pertemuan buat gelar konferensi pers.

Koordinator aksi, Anhari, tegas banget soal tuntutan mereka. “Kami kasih waktu 1×24 jam buat Ketua DPRD merespons. Kalau nggak ada tanggapan, jangan salahin kami kalau bakal ada demo jilid II dengan massa yang lebih besar!” katanya dengan nada geram.

Massa juga kecewa banget karena dari sekian banyak anggota DPRD, cuma satu orang yang berani muncul. Katanya sih, yang lain lagi dinas luar. “Kok katanya efisiensi anggaran, tapi malah sering dinas luar? Janji pemerintah buat berhemat tuh beneran atau cuma gimmick?” kritik Anhari tajam.

Dalam orasi dan petisi yang mereka bacakan, ada enam poin utama yang jadi tuntutan, yaitu:

  1. Pembatalan UU TNI
  2. Pengajuan judicial review ke Mahkamah Konstitusi
  3. Penegakan supremasi sipil
  4. Penghentian keterlibatan militer dalam urusan sipil
  5. Transparansi dan akuntabilitas militer
  6. Reformasi pertahanan yang lebih demokratis

BEM Universitas Borneo Tarakan (UBT) dan BEM Fakultas UBT juga udah ngeluarin kajian yang menyatakan bahwa revisi UU ini bisa mengancam supremasi hukum dan supremasi sipil di Indonesia. Hal inilah yang bikin mahasiswa makin geram dan nggak mau mundur.

“Aksi ini belum selesai. Kami bakal terus ngegas sampai suara rakyat bener-bener didengar!” tutup Anhari dengan nada penuh tekad.

Shares:

Related Posts

Tinggalkan Balasan