Band indie asal Bandung, The Panic, akhirnya ngerilis single terbaru mereka yang berjudul “SENDIRI”! Lagu ini punya vibe mendalam tentang kesementaraan hidup, kesendirian, dan pergulatan manusia menghadapi kematian. Deep banget, kan?
Ternyata, lagu ini udah digarap sejak 2008 oleh sang vokalis, Akis. Tapi, butuh waktu bertahun-tahun sampai akhirnya mengalami modifikasi pada 2014 dan baru disempurnakan lagi di 2024 bareng gitaris Kibot. Wah, perjalanan panjang banget, ya!
“SENDIRI” Itu Kayak Anak Prematur!
Menurut Akis, lagu ini kayak anak yang lahir prematur. “Butuh waktu lama buat matengin konsep, baik lirik maupun musiknya, sampai akhirnya kami ngerasa ini saat yang pas buat rilis,” katanya.
Lagu ini menggambarkan ironi kehidupan manusia yang sering ditinggalkan atau menghadapi kehilangan. Liriknya yang relatable banget bikin kita merenung, contohnya:
“Jangan kau biarkan diriku tangisi semua, jalani sendiri hidupku tanpa kasih yang nyata.”
Lewat lirik ini, The Panic pengen ngingetin kita biar nggak menyia-nyiakan waktu berharga dan menyadari bahwa pada akhirnya, setiap manusia bakal berhadapan dengan kesendirian.
Musik yang Gelap Tapi Penuh Harapan
Nggak cuma dari liriknya, musik di lagu “SENDIRI” juga dirancang buat membangun atmosfer yang gloomy tapi tetap memberi harapan. Kibot, yang terlibat dalam aransemen, menjelaskan bahwa setiap nada dan efek suara dipilih dengan cermat buat mencerminkan suasana hati yang kelam sekaligus memberikan energi.
Secara musikal, lagu ini adalah perpaduan gothic, dark pop, rock, shoegaze, ambience, dan grunge. Wuih, campuran maut! Genre-genre ini bikin lagunya punya lapisan suara yang kompleks tapi tetap harmonis. Kibot bilang, “Kami nggak mau terjebak di satu genre. Gothic dan shoegaze ngasih nuansa kelam, sementara grunge dan rock memberi energi kasar, kayak konflik batin manusia.”
Transformasi The Panic
Lagu “SENDIRI” juga menandai perubahan besar buat The Panic. Band yang dibentuk tahun 2001 ini awalnya beranggotakan Akis (vokal, gitar), Eko (gitar, keyboard), Agi (drum), dan Domy (bass). Sekarang, yang tersisa cuma Akis dan Kibot.
Meski kehilangan personel lain, Akis melihat ini sebagai bentuk evolusi. “Sempat berat sih, tapi justru ini yang bikin kita berkembang. Gue dan Kibot saling melengkapi. Dia paham banget visi gelap yang pengen gue sampaikan,” ujarnya.
Produksi di TATTVA STUDIO’S
Lagu ini direkam di TATTVA STUDIO’S dengan Yoga Patria sebagai audio engineer. Yoga juga yang menggarap mixing dan mastering buat memastikan setiap elemen musik terdengar balance dan powerful. “Yoga itu mitra kreatif yang keren. Dia bisa ngejaga kejelasan vokal dan kekuatan instrumentasi dengan apik,” puji Akis.
Terinspirasi Tapi Tetap Punya Identitas
Walau banyak terinspirasi dari band-band besar kayak Radiohead, Muse, dan Sigur Rós, The Panic tetap mempertahankan ciri khasnya. “Kita nggak mau cuma sekadar ngekor, tapi lebih ke menyerap energi mereka dan mengolahnya jadi sesuatu yang personal,” kata Kibot.
“SENDIRI” Bukan Akhir, Tapi Awal
Pesan utama dari lagu ini? Harapan.
Menurut duo The Panic, kesendirian bukanlah akhir segalanya. “Kesendirian itu fase sementara sebelum kebahagiaan baru datang. Sama kayak lagu ini, yang butuh 16 tahun buat akhirnya sempurna. Hidup juga butuh proses,” kata Akis menutup obrolan.