TARAKAN – Bro n’ sis, ada kabar yang bikin miris dari dunia transportasi sungai di Kaltara! Beberapa kecelakaan di Nunukan dan Tanjung Selor belakangan ini bikin banyak orang bertanya-tanya, “Sebenernya, aman nggak sih naik speedboat di sini?”
Salah satu akademisi kece dari Universitas Borneo Tarakan (UBT), Dr. Ir. Muhammad Djaya Bakri, S.T, M.T., ikut buka suara soal ini. Menurut doi, ada dua insiden yang jadi sorotan utama.
Pertama, kecelakaan di Pulau Tias yang diduga gara-gara kapal kelebihan muatan. Bayangin aja, kapal yang seharusnya cuma bisa nampung 30 orang malah diisi sampe 50! Udah pasti overload, bro! Terus, kecelakaan di Nunukan dipicu oleh cuaca buruk dan ombak ganas di muara Sungai Ular.
Dr. Djaya Bakri ngejelasin kalau ada aturan yang harusnya jadi pegangan, yaitu Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang diatur dalam Permenhub 62 Tahun 2019 tentang Angkutan Penyeberangan. Aturan ini sebenernya bisa diterapin juga buat speedboat, terutama buat ngecek skill awak kapal dan motorisnya.
“Pokoknya, semua yang terlibat dalam operasional kapal—mulai dari operator sampe instansi pengawas—harus bener-bener patuh sama SPM ini,” tegas Dr. Djaya Bakri.
Masalahnya, pengawasan kayaknya masih bolong-bolong. Banyak instansi yang terlibat, tapi kadang malah jadi ajang saling lempar tanggung jawab. Ada KSOP (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan) yang tugasnya ngawasin keselamatan pelayaran, terus ada BPTD (Balai Pengelola Transportasi Darat) yang ngatur lalu lintas di sungai, danau, serta penyeberangan.
“Yah, kalau udah kejadian gini baru deh pada ribut saling nyalahin,” kata Dr. Djaya Bakri.
Speedboat Non-Reguler: Ilegal tapi Laris Manis
Nah, satu lagi yang jadi PR besar adalah speedboat non-reguler. Banyak banget orang yang tetep milih naik speedboat ilegal ini karena nggak ada pilihan lain. Transportasi resmi masih kurang, sementara permintaan tetep tinggi.
Dari sisi legalitas, sebenernya speedboat non-reguler ini bisa aja diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perlindungan Konsumen. Harusnya, semua speedboat udah punya sertifikat keselamatan dan dokumen resmi lainnya. Tapi faktanya, banyak yang masih abu-abu karena proses legalitasnya masih digodok Pemprov Kaltara.
Yang lebih serem lagi, kalau naik speedboat ilegal, penumpang tuh nggak punya perlindungan yang jelas. Kalau ada kecelakaan, nggak ada asuransi, nggak ada jaminan keselamatan, dan bahkan bisa kena masalah hukum juga.
Jadi, buat kalian yang sering naik speedboat di Kaltara, pastiin dulu ya kalau kapalnya udah legal dan sesuai standar keselamatan. Jangan sampe nyari yang murah tapi ujung-ujungnya malah bahaya buat nyawa sendiri!